Rabu, 11 Januari 2017

VAPING SAFETY GUIDE

Kali ini tidak posting project, hanya sekedar menulis tips tentang keamanan Vaping .. posting yang sudah lama tersimpan dalam draft namun baru saya publish karena saat ini mulai banyak teman-teman saya yang menjadi Vaper, sekaligus mengajak mereka untuk sedikit belajar elektronika .. saya perhatikan, ternyata banyak para Vaper yang tidak memahami masalah Safety, terutama para pengguna Mechanical Mod yang biasanya tidak terdapat fitur pengaman apapun didalamnya.. Semoga saja sedikit tulisan ini bisa membantu para Vaper untuk lebih mengutamakan keamanan bagi diri sendiri maupun orang disekitarnya.

Hal yang paling berbahaya dari vaping bukanlah uapnya, bukan pula kandungan liquidnya, yang paling berbahaya adalah Baterainya .. anda harus memahami jenis baterai yang akan anda pakai sebelum menyalakannya .. karena jika anda tidak memahami .. akan beresiko melukai diri anda sendiri. yuk belajar mengenal baterai.

Umumnya Mods untuk vaping menggunakan baterai type Li-ion 18650, berjenis "High Drain Battery", artinya baterai tersebut mampu menyuplai arus yang besar dalam waktu yang singkat. 

Baterai Li-ion adalah salah satu baterai yang agak rumit, baterai ini mampu menyimpan arus yang besar dalam fisik yang kecil, dan jika perawatannya tidak benar baterai ini gampang rusak bahkan bisa meledak, artinya jika anda tidak memahami baterai ini, maka saat vaping anda bagaikan memegang sebuah bom, dan anda tentu tidak mau baterai ini meledak di tangan atau di wajah anda saat vaping bukan ..?

1. Memahami Kemampuan Baterai 

langsung saja, kita gunakan Sample baterai AW IMR18650-1600mAh dengan Spesifikasi :

Nominal Voltage : 3.7V
Capacity : 1600mAH
Lowest Discharge Voltage : 2.50V
Standard Charge : CC/CV ( max. charging rate 4.5A )
Cycle Life : > 500 cycles
Max. continuous discharge rate : 15C
Operating Discharge Temperature : -10 – 60 Degree Celsius

Dalam vaping .. hal yang sangat perlu di perhatikan adalah, berapakah nilai "Maximum Continues Discharge" dari baterai anda. Baterai biasanya diberi keterangan dengan angka atau huruf misal A atau C (30A atau 15C).Misalnya baterai IMR18650-1600mAh, tertulis maximum continue discharge-nya 15C, maka 1600mAh alias 1.6Ah mempunyai maximum continues discharge 1.6 x 15 = 24 Ampere.

Nah, bagaimana caranya kita mengetahui bahwa Coil atau atomizer/clearomizer/cartomizer kita tidak akan merusak baterai/ tidak membahayakan  ..?, tinggal kita hitung : Voltase baterai dibagi resistansi coil maka di dapat nilai Discharge.

Kita misalkan lagi menggunakan baterai AW18650-1600mAh, jika baterai voltasenya 4 Volt, tinggal di bagi dengan resistansi coil, misal resistansi coil adalah 0.2 Ohm maka 4volt : 0.2 Ohm = 20 Ampere, jadi nilai discharge nya adalah 20Ampere. berarti berada 4 Ampere di bawah nilai maximum continues discharge baterai diatas. Namun jika anda menggunakan baterai lain yang nilai maximum continues discharge di bawah 20 Ampere maka dapat membahayakan. Walaupun dischargenya di bawah maximum, Coil dengan Resistansi dibawah 0.4 Ohm tidak disarankan untuk baterai AW18650-1600mAh.

Jika nilai discharge kurang dari maximum continues discharge baterai, maka anda aman, namun jika tidak, segeralah mengganti coil dengan resistansi lebih tinggi.


2. Baterai di susun Seri atau Paralel? apa bedanya?

Jika 2 baterai disusun secara Seri maka Voltase/tegangan baterai menjadi 2 x lipat tetapi Ampere/Arusnya akan tetap. Misalnya baterai 18650 1600mAh disusun Seri maka Voltasenya menjadi 4.2 Volt x 2 = 8.4 Volt, tetapi arusnya akan tetap 1600mAh.

Jika 2 baterai disusun Paralel maka Ampere/Arus baterai menjadi 2x lipat tetapi Voltase/Tegangannya  akan tetap. Misalnya baterai 18650 1600mAh disusun Paralel maka Ampernya menjadi 1600mAh x 2 = 3200mAh, tetapi Voltase/Tegangannya akan tetap 4.2 Volt.

Simplenya adalah :
2 baterai di Seri = Voltase x 2 sedangkan 2 baterai di Paralel = Ampere x 2


Memakai baterai secara Paralel untuk vaping cenderung lebih aman karena kemampuan Discharge baterainya jadi meningkat .. Misal anda memakai 2 baterai 10A, maka kemampuan Discharge menjadi 20 Ampere, jika kebutuhan arus Coil-nya 10 Ampere maka akan dibagi ke 2 baterai dan masing-masing baterai di bebani 5 Ampere, dengan Baterai di paralel memungkinkan kita membuat coil dengan Resistansi lebih kecil daripada dengan baterai yang disusun Seri.

Tidak disarankan memakai baterai laptop atau powerbank untuk vaping karena bukan berjenis High Drain Battery, jika sangat terpaksa, anda tetap bisa memakainya dengan catatan :
- Anda memahami Maximum discharge baterai tersebut.
- Anda memahami Ohm Law.
- Anda memahami resikonya
Misal anda punya baterai laptop dengan tipe CGR18650CG. Baterai ini keluaran Panasonic dengan Max Discharge 2.5Amp ., maka anda bisa saja memakainya dengan syarat = harus memakai 2 baterai atau lebih dan harus di paralel serta memakai coil di atas 1 Ohm.

"JANGAN PERNAH MEMAKAI BATERAI TANPA MERK atau TIDAK DIKETAHUI MAXIMUM DISCHARGE CURRENT-NYA !!!


Kalau anda ga mau ribet belajar rumus Ohm dan hitung-hitungan, tinggal gunakan Ohm Law Calculator di sebelah kanan atas blog ini. Masukan nilai Voltase/Tegangan Baterai lalu masukan nilai Resistansi Coil, maka akan tampil berapa kebutuhan Ampere /Discharge baterai beserta Watt-nya (Power).

Dibawah ini daftar perbandingan Maximum Discharge yang tertera pada body baterai dan kemampuan Discharge sebenarnya saat di Test.


Dari daftar diatas, kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya belum ada satupun baterai 18650 yang memiliki Maximum Discharge hingga 40 Ampere, walau diluar sana ada baterai yang bertuliskan 40A hingga 60A pada Body-nya.



Setelah anda paham berapa maximum continues discharge baterai anda, maka Chart dibawah ini bisa menjadi panduan dalam menentukan coil yang tepat.





3. Your Safety is Your Responsibility
Mau aman atau tidak sebenarnya kembali ke pribadi masing-masing, sama seperti naik motor, mau pakai helm atau tidak, mau menaati rambu-rambu atau tidak, mau ngebut atau pelan ... semua kembali ke diri anda..So..keep Safety and Happy Vaping Gaaees ..