Sabtu, 24 Mei 2014

HIGH SPEED Photography (HSP)

High Speed Photography  (HSP) adalah memotret suatu moment dari benda atau objeck berkecepatan tinggi seperti tetesan air, balon meletus, proyektil peluru, dan lain-lain. Biasanya ada 2 teknik yang sering dipakai untuk mendapatkan Foto jenis ini, teknik pertama adalah dengan mengunakan kecepatan kamera (Shutter Speed), dan teknik yang kedua menggunakan kecepatan lampu flash (Flash Duration)

1. Shutter Speed
Dengan teknik ini, maka kita mengandalkan kecepatan kamera untuk membekukan gerakan atau menangkap moment, semakin cepat pergerakan benda/moment maka semakin cepat shutter speed yg dibutuhkan.kekurangan dari teknik ini adalah, jika anda menggunakan lampu flash, anda hanya bisa mengatur shutter speed hingga batas 1/250 s, mengapa..? karena kecepatan singkron shutter speed dengan lampu flash (Sync Flash) hanya 1/250 untuk mendapatkan gambar yang penuh.jika anda menggunakan speed lebih dari 1/250 misal 1/320 maka akan muncul area hitam dibawah gambar yg dihasilkan, semakin anda naikkan speed maka semakin lebar area hitam yang akan tampil. Lalu bagaimana cara mengatasinya,caranya dibahas di SINI..

2. Flash Duration
Dengan teknik ini, maka kita menggunakan durasi penyalaan flash yg singkat untuk menangkap moment, biasanya kamera di set dalam mode slow speed,dalam kisaran detik atau BULB, memotret dalam ruangan yang gelap dengan seting kekuatan flash minimum sekitar 1/64 hingga 1/128,  jika kita menggunakan flash power penuh 1/1 maka gambar yg dihasilkan akan blur, karena seting 1/1 berarti flash menyala dengan durasi yg lama, akibatnya pergerakan /motion object ikut terekam.
Kekurangan dari teknik ini adalah..dengan flash power minimum berarti cahaya yg dihasilkan pun sedikit, maka posisi lampu flash harus diletakan sangat dekat dengan object, dan dalam beberapa set up HSP terkadang 1 lampu flash saja tidak cukup.jika anda menggunakan flash tanpa lcd atau hanya menggunakan lampu sebagai indikator semisal Flash Speedlite YN460, hanya ada 7 lampu indikator Power Level, jika 7 lampu tersebut menyala maka kekuatan flash adalah 1/1, jadi jika 1 lampu menyala maka kekuatan flash adalah 1/64 dengan hitungan, 1/1-1/2-1/4-1/8-1/16-1/32-1/64. 

Hack Sync Flash / Light Trigger for Camera/ Slave Flash Trigger

Saat ingin memotret HSP (High Speed Fotography) terkadang seorang fotografer menemui kendala Sync Flash yaitu batas Shutter speed yg "boleh" dipakai saat memotret dengan Flash,batas shutter speed yaitu hanya 1/250 s, karena jika lebih dari itu maka akan tampil area hitam dibagian bawah foto yg dihasilkan, semakin tinggi shutter speed, semakin lebar area hitam yg tampil. Lalu bagaimana cara meng'akal'i hal ini, caranya adalah dengan memanfaatkan Flash sebagai Continues Light..lho emang bisa ??...ya bisa dong Gan..hehe..

Begini Gan.."normalnya"..saat Shutter kamera ditekan maka Flash menyala..artinya kamera memicu Flash, saat kita memakai shutter speed yg tinggi, flash tidak cukup cepat menyala alias keduluan shutter menutup jadi tampil area hitam..hehe.. nah karena itu akan kita balik prosesnya, yaitu flash yg memicu kamera,dengan flash yg menyala lebih dulu maka cahaya sudah tersedia saat kamera mengambil gambar dengan speed yg tinggi (continues light). proses diatas tentunya membutuhkan alat yg mampu mentrigger camera dengan cahaya flash, prinsipnya seperti slave flash, hanya saja bukan flash memicu flash lain tapi flash memicu kamera. Kita mebutuhkan durasi nyala flash yg lama agar kamera sempat mengambil gambar sebelum nyala flash berhenti , karena itu kita menggunakan flash dengan kekuatan penuh yaitu 1/1.
Disini saya mencoba membuat sebuah rangkaian sederhana untuk keperluan tersebut, alat ini saya buat dengan biaya kurang dari 10 ribu rupiah..(karena saya pake komponen2 dari barang-barang bekas, sebenernya tuh 10 ribu buat biaya rokok waktu ngerakit ini Gan..kalo ditambah kopi bisa lebih Gan haha)..hehe, ini dia rangkaiannya Gan..

Picture 1

Komponen :
R1 : 560 Ohm
PT : PhotoTransistor
VR : 100 KOhm
Q1 : BC547
Optocoupler : PC817

Nilai R1 bisa anda ganti sesuai catu daya yang anda miliki
3.3 V : 120 Ohm
6 V : 680 Ohm
9 V : 1 KOhm
12 V :1K2 Ohm

Jika anda memakai catu daya 3 Volt ( baterai AA/AAA x 2 atau Button Cell ) maka R1 bisa ditiadakan.
VR digunakan untuk mengatur sensitifitas Phototransistor.
dari yang saya coba, Q1 bisa anda ganti dengan BC337, 2N2222, 2N3904 atau transistor NPN sejenis.

Transistor Pinout

Kalo susah nyari Optocoupler,anda bisa cari komponen ini dalam charger HP, changer Laptop,Power Suply Komputer,power suply DVD dan lain-lain karena hampir semua power suply SMPS (tanpa trafo) memakai komponen ini didalamnya, tipenya. bisa juga diganti dengan tipe PS2501.



Phototransistor/Photodioda berfungsi sebagai penangkap cahaya bisa anda ganti dengan LDR (Light Dependent Resistor)
 Phototransistor
Photodioda
LDR

Jika anda kesulitan mencari Phototransistor, anda bisa mendapatkannya dari komponen bekas printer atau mesin fotocopy yang rusak, anda cari saja photogate sensor/ Interupter bentuknya kaya gini Gan..

Photogate/ interupter

Sensor interupter ini berisi 2 komponen yaitu IR Led dan Phototransistor, biasanya IR led berwarna putih bening dan Phototransistor berwarna hitam.jika anda menemukan dua-duanya berwarna bening, bisa anda tes dengan dengan memberi voltase 3 V, jika menyala merah maka itu adalah IR Led.

Rangkaian ini juga bisa digunakan untuk mentrigger Flash,Rangkaian diatas bekerja dengan baik untuk Lampu Flash keluaran saat ini, namun untuk flash jadul ada baiknya komponen Optocoupler anda ganti dengan SCR, karena beberapa flash jadul memiliki voltase hingga 300 Volt. Anda bisa memakai SCR 400 V sensitif gate, semisal EC103D, 2P4M, 3P4M atau TRIAC BT131. Jika menggunakan SCR maka rangkaiannya jadi seperti ini.

Picture 2


Semoga Berguna :D

Senin, 12 Mei 2014

Seting Tombol DoF Preview pada Canon 1100D

Pada kamera Canon 1100D tombol DoF preview memang ditiadakan dan disimpan dalam seting menu.sebelum kita bahas lebih lanjut, sebenarnya apa fungsi DoF Preview itu sendiri...?..DoF preview berfungsi untuk menampilkan ruang tajam foto yg akan di dapatkan sebelum kita menekan tombol shutter,  Jadi sebenarnya sebelum tombol Shutter ditekan, diafragma lensa selalu pada posisi default, walau sudah kita set F dengan angka tertentu, nah saat tombol DoF preview ditekan, maka lensa akan membuka diafragma sesuai angka yg sudah diseting di kamera, misal begini, anda ingin memotret sebuah object dengan seting aperture 1.8 ( bokeh ) sebelum anda menekan tombol shutter coba anda tekan tombol DoF Preview dan lihat di View Finder ataupun LCD kamera ,maka akan terlihat jangkauan focus/ ruang tajamnya jadi anda bisa tahu mana area yg tajam mana yg blur. kira-kira begitu Gan...
Kembali ke topik utama..cara seting DoF Preview pada Canon 1100D yaitu dengan langkah-langkah ini.

1.Hidupkan kamera

2.Tekan tombol Menu

3.Pilih ikon kunci dengan 3 titik lalu Pilih Custom Functions (C.Fn) 














4.Tekan tombol arah ke kanan sampai ke seting C.Fn IV - 8 Assign SET Button, disini kita bisa mengubah fungsi tombol SET pada kamera, tekan tombol arah bawah untuk memilih.lalu pilih menu No .5 : Depth of field preview.

5.Selesai

Dengan seting di atas maka kita telah mengubah tombol SET menjadi tombol DoF Preview, dan saat anda ingin melihat seberapa ruang tajam foto sebelum menekan tombol shutter, anda tinggal tekan tombol SET.

Seperti posting sebelumnya bahwa tombol Dof juga berfungsi mengunci Aperture lensa sebelum di lepas dari body kamera untuk kemudian dipasang ring pembalik, untuk Kamera Canon 1100D dengan seting diatas..maka kita tekan dan tahan tombol SET sebelum melepas lensa.

Gampang khan Gan..hehe..semoga berguna..:D ..Sallam.

Kamis, 01 Mei 2014

Memotret Makro dengan Reverse Ring

Memotret Makro itu sebenarnya tidak harus dengan Lensa Makro yg harganya bisa bikin sakit kepala Gan..ada cara yg lebih mudah dan murah.hehe..yah walaupun hasilnya ga bisa sebagus dengan Lensa asli Makro,tapi tetep asyik buat belajar motret sambil nunggu kalo-kalo ada Master Makro yg sudi mewariskan lensa makronya wuahaha (ngarepbanget.com)....oh ya Foto Makro itu apa ya...?? Fotografi makro adalah salah satu kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu object. Dan perbandingannya yaitu 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. kira-kira begitu penjelasan sederhananya..

Sedangkan caranya tentu beragam, selain menggunakan Lensa yg memang diperuntukan untuk tujuan tersebut, ada beberapa alternatif yg bisa dipilih, semisal menggunakan Extension Tube, Close Up Filter, Reverse Ring dll.

Disini saya  mau bahas tentang penggunaan Reverse Ring ( Ring Pembalik ), kenapa pake Reverse Ring...?..karena harganya relatif murah sekitar 60 sampe 100 ribuan dan karena saya emang ga punya lensa Makro.hehe

Ring pembalik sendiri ada 2 jenis yaitu Direct Reverse dan Stacked Reverse, Direct Reversed adalah ring yang dipasang didepan lensa kemudian lensanya di balik ke body camera, jadi posisi lensa menjadi terbalik, bagian belakang menghadap ke depan seperti gambar ini..






sedangkan Stacked Reverse adalah ring yang di pasang di depan lensa lalu lensa tersebut disambungkan dengan lensa  lain yang posisinya dibalik, jadi disini menggunakan dua buah lensa yang biasanya lensa kit dan lensa fix 50mm. Contohnya seperti ini.




Pembesaran untuk Direct Reverse sekitar 1:1 sampai 5:1 dengan jarak antara 4.5cm sampai 15cm sedangkan Stacked Reversed jarak objek dengan lensa sekitar 4.5 cm.

Perlu diketahui jika memakai reverse ring untuk Direct Reverse, maka Aperture akan tampil dengan angka 00 ( F: 00 ) karena kamera mendeteksi tidak adanya lensa/tidak koneksi dengan lensa.Kalo Aperture tampil 00 lalu cara kita seting diafragmanya gimana..? disini akan saya jelasin Gan..tapi buat lensa Canon aja ya..karena kalo lensa Nikon, pengaturan Aperture menggunakan sistem pin geser, jadi tidak bisa ditentukan secara pasti berapa F nya.

Perbedaan lensa Canon dan Nikon adalah...saat lensa dilepas dari body kamera, secara default umumnya lensa Canon akan mengunci F pada bukaan terbesar ( angka terkecil ) akan terlihat jika anda terawang ke arah cahaya, sedangkan umumnya lensa Nikon kebalikannya, jadi saat dilepas, Lensa Nikon akan menutup atau berada pada F terkecil (angka terbesar) jadi saat anda terawang akan terlihat lubang yangg kecil.

Jadi sebelum melepas Lensa Canon, anda atur dulu F nya sesuai angka yg di inginkan misal F 16, setelah kita set di angka 16, dengan kondisi kamera masih menyala, anda tekan dan tahan tombol Dof pada kamera sambil melepaskan lensa dari body,posisi tombol Dof ada pada gambar dibawah ini yg ditunjukan tanda panah.




Letak tombol bisa jadi berbeda pada seri Canon yg lain, tapi biasanya terletak di bagian bawah dekat lensa.setelah lensa terlepas, coba di terawang, apakah bukaan lensa sudah mengecil, jika sudah berarti F sudah terkunci di angka yg anda set tadi. tinggal pasang ring, pasang kembali lensa dengan terbalik dan mulai memotret. 


Memotret Makro seringkali terkendala dengan DoF yg sempit, karenanya kita set aperture di kisaran F 11 sampe F16 untuk mendapatkan DoF yg lumayan dan susahnya pake teknik Ring ini adalah View Finder cenderung gelap dan anda memotret secara manual fokus alias maju mundur ,bahkan kadang perlu tahan nafas saat memotret karena dengan manual fokus dan DoF yg sempit, anda bergerak sedikit saja saat memotret maka foto anda akan Misfokus..

Untuk Kamera Canon yang ga ada tombol DoF nya gimana Gan..?..oh ya..semisal Canon 1100D tombol DoF memang tidak ada dan setingnya agak berbeda.. kita bahas di post selanjutnya Gan.

Dibawah ini Foto foto yang saya ambil dengan Lensa Kit 18-55mm dibalik dengan Reverse Ring.

Canon 550D  F :16 SS: 1/100 ISO : 400
Canon 550D  F :16 SS: 1/100 ISO : 400
Canon 1100D  F :16 SS: 1/100 ISO : 800